Republika. co. id, oleh: mamun murod al - barbasy *)
secara politis, media sosial sudah sanggup " mempengaruhi " opsi politik publik. realitas ini, paling tidak tergambar dikala barack obama terpilih bagaikan presiden as kira - kira 8 tahun kemudian. dari as pengaruh politik kekokohan media sosial menjamah sebagian belahan dunia yang lain, paling utama di dunia arab. rezim - rezim otoriter serupa saddam husein (irak) , moamar qadafi (libya) , dan juga hosni mubarak (mesir) , terlebih lagi tercantum presiden yg diseleksi secara demokratis juga serupa di mesir (mursi) wajib jatuh karna kekokohan propaganda yang dicoba melalui media sosial.
pengaruh media sosial pula amat kokoh pada pilpres 2014 di indonesia. dengan kekokohan jaringan dan juga kekokohan pendanaan yang unlimited, regu dan juga pendukung j0k0wi (maaf, terencana aku tidak menyebut nama jk, untuk aku jk itu cuma aksesoris, walaupun tanpa jk aku tidak percaya j0k0wi dapat memenangkan pilpres yang diprediksi kokoh penuh dengan kecurangan) sanggup menggunakan pengaruh media sosial. bohong besar bahwa regu j0k0wi bekerja penuh keikhlasan (bahasa mereka sukarela).
malah kala timbul asumsi kalau regu dan juga pendukung j0k0wi bekerj sukarela buat kemenangan j0k0wi, itu tanda - tanda mereka sukses dan juga sanggup menggunakan kekokohan media sosial, walaupun buat mencapai kesuksesan tersebut mereka wajib mengalabui, tipu - tipu, dan juga melaksanakan propaganda dari mulai yang murahan hingga begitu sadis. fakta kalau tidak terdapat sukarelawan, regu (medsos) j0k0wi saat ini sudah " menikmati " hasil kerjanya, dari mulai jadi komisaris bumn hingga jadi staf pakar presiden.
karna keahlian regu j0k0wi dalam menggunakan kekokohan media sosial, hingga orang serupa j0k0wi juga dapat terpilih bagaikan presiden. begitu hingga dikala ini aku belum move on, gimana bisa jadi orang sekelas dan juga serupa j0k0wi dapat jadi presiden buat negeri sebesar indonesia. bagaikan masyarakat negeri indonesia asli, aku memiliki hak konstitusional buat bicara serupa ini. tidak terdapat kaitan tulisan aku ini dengan upaya makar. bodoh dan juga cuma orang yang anti - pancasila yang menyangka ujaran serupa ini dikira bagaikan ujaran kebencian ataupun wujud makar.
setahun lebih pascakemenangan j0k0wi pada pilpres 2014, regu media sosial j0k0wi masih bekerja dengan baik, masih berposisi di atas angin mengalahkan regu media sosial manapun, tercantum regu media sosial yang dalam konteks tulisan ini aku sebutnya bagaikan regu medsos muslim (tmm) yang aku menghitung bekerja tidak tersistem, asal, dan juga sporadis. regu medsos j0k0wi tentu dengan bermacam - macam nama media sosial masih cukup sanggup dan juga sukses melaksanakan propaganda - propaganda politiknya.
tetapi bersamaan ekspedisi waktu, di mana mulai nampak muka asli suatu kepemimpinan politik yang dibangun melalui rekayasa politik yang " tidak berkewajaran " (sebutan " tidak berkewajaran " ini buat menegaskan kalau rekayasa dalam politik benar perihal umum, tetapi kala dicoba secara tidak normal, semisal merekayasa petruk buat jadi raja dalam cerita pewayangan tentu hendak dinilai bagaikan tidak normal) , tercantum menggunakan media sosial, hingga mulailah timbul dan juga membanjiri di media sosial ujaran. terlebih lagi bisa jadi suatu yang ditatap bagaikan fitnah (suatu yang pada pilpres 2014 pula dicoba oleh regu j0k0wi) melanda habis j0k0wi.
perilaku penuh kasat mata atas keberpihakan rezim penguasa terhadap ah0k dalam permasalahan penistaan alquran pula diperuntukan bulan - bulanan oleh kelompok anti j0k0wi dan juga ah0k. tercantum, di dalamnya tmm buat melanda habis j0k0wi, ah0k, dan juga para jongos dan juga kompradornya. pada titik ini, regu media sosial j0k0wi (dan juga ah0k) mulai terbuat kewalahan, buat tidak berkata kalah dan juga babak belur.
dan juga aku memandang, kalau mayoritas mereka yang berposisi di balik dan juga jadi regu kerja media sosial regu j0k0wi (dan juga ah0k) merupakan mereka yg dalam pribadinya menderita penyakit ketakutan kronis, baik laten ataupun manifes terhadap islam (islamfobia). dan juga sudah biasa, tidak butuh kaget, sudah jadi tipikal golongan islamfobia, bahwa mereka sudah terdesak dan juga kalah, hingga hendak melaksanakan seluruh rupa dan juga trik walaupun buat perihal yang tidak terdapat kaitan sama sekali.
konteks pertumbuhan terakhir semisal, atas ketersudutan dan juga kekalahannya dalam pertarungan di media sosial, regu media sosial j0k0wi (dan juga ah0k) mulai menjadikan agama bagaikan tameng dan juga amunisi buat melanda balik kubu lawan, utamanya tmm. pertarungan di media sosial yang pada mulanya tidak terdapat kaitan secara langsung dengan permasalahan agama juga dibelokkan dan juga dikait - kaitkan ke arah perihal yang sensitif tersebut. seolah penyerangan dan juga propaganda terhadap ah0k semata terpaut perkara agama.
dimunculkanlah isu - isu sensitif terpaut permasalahan agama. mereka mulai menyudutkan kelompok islam sambil dibentuk anggapan kalau merekalah yang amat " islami ". aneh bukan? dimunculkanlah istilah - istilah yang begitu mudah buat menyudutkan kelompok penentang j0k0wi (dan juga ah0k) , serupa radikalis, ekstrimis, fundamentalis, intoleransi, anti - kebhinnekaan, terlebih lagi anti - pancasila. bahwa orang yang mengerti islam dan juga paham pula sejarah kedekatan islam dan juga negeri (politik) di indonesia, hingga tuduhan - tuduhan di atas menggambarkan kepicikan mereka, naif dan juga menggelikan. nampak " kebodohan " mereka.
menuduh muslim di indonesia bagaikan intoleran begitu trik pandang yang jauh dari sepadan. bahwa muslim di indonesia intoleran, hingga kalangan minoritas di indonesia nasibnya sudah serupa muslim di bosnia herzegovina yang dibantai habis oleh penjagal dari balkan bernama slobodan milosevic dan juga radovan " jabrik " karadzic dan juga dunia barat juga diam membisu. bahwa muslim di indonesia intoleran, nasib minoritas di indonesia sudah serupa muslim di rohingya myanmar, nasib minoritas di indonesia sudah serupa muslim patani di thailand selatan dan juga moro di filipina, yangg terkucilkan. nasib minoritas di indonesia hendak serupa muslim - muslim di negeri lain yang secara kuantitas minoritas, yang sering menemukan diteror dan juga nistaan.
gimana bisa jadi seseorang muslim yang baik kok tidak menghargai kemajemukan. dalam pemikiran islam, tegas, dan juga jelas kalau kemajemukan merupakan keniscayaan (baca lengkap qs. al - hujurat). mereka yang menuduh muslim intoleran dapat jadi buat menutupi penyakit intoleran yang sejatinya singgah dan juga bersemayam di hati mereka. merekalah sesungguhnya yang anti - pancasila.
sehabis kampanye mereka lewat bermacam - macam aktivitas, tercantum melalui media sosial tidak sukses pula menyudukan kelompok muslim bagaikan anti - bhinneka dan juga intoleran dan juga terlebih lagi kebalikannya tuduhan bagaikan intoleran malah berputar arah ke diri merk, secara keji mereka saat ini berupaya membenturkan kelompok muslim mainstream serupa muhammadiyah dan juga nu dengan kelompok muslim nonmainstream serupa fpi, hti, pks, dan juga kelompok islam yang lain yang terbiasa pada pribadinya disematkan pakaian radikal dan juga intoleran.
dikala ini tersebar postingan bagan (gambar) dan juga share tulisan yang bernada membenturkan kelompok mainstream vs non - mainstream di media sosial. modus yang dipakai tidak berubah jauh dengan modus lama yang dahulu dipakai oleh penjajah. kelainannya, dahulu dibenturkan antara kelompok modernis dengan kelompok tradisionalis.
pada sebagian perihal modus ini, pula masih dipakai. ingat permasalahan siyono dan juga teroris yang lain, muhammadiyah dan juga nu berupaya dibenturkan secara keras. dibentuk anggapan kalau muhmmadiyah pro teroris dan juga kontra pemberantasan teroris, sedangkan nu pro pemberantasan teroris. menyebut muhammadiyah bagaikan pro teroris, tidak hanya tidak berdasar pula amat susah dinalar.
dalam tulisan dan juga bagan tersebut, muhammadiyah dan juga nu disanjung begitu rupa, walaupun dalam sebagian perihal dapat dimaknai bagaikan wujud " merendahkan " muhammadiyah dan juga nu yang dinilai kandas meredam laju kelompok non - mainstream. kebalikannya fpi, hti, pks, dan juga kelompok non - mainstream yang lain dihina - dina begitu rupa. mereka dituduh mau mengganti indonesia jadi negeri islam ataupun negeri khilafah, suatu tuduhan yang sama sekali tidak berdasar.
benar fpi itu siapa sih? benar hti itu siapa? benar pks itu siapa? fpi dan juga pks ingin merubah indonesia jadi negeri islam? yang benar sajalah. hti ingin mengganti indonesia jadi negeri khilafah? semata - mata tanya, benar masih laku " berjualan " khilafah di indonesia dan juga dunia muslim yang lain? maaf ya, aku seorang diri sama sekali tidak tertarik dengan gagasan khilafah, gagasan yang amat uthopis buat konteks dunia islam kekinian.
yang nyata - nyata berdasar dan juga bukan lagi tuduhan ataupun fitnah merupakan kalau indonesia dikala ini sudah dikendalikan oleh kekokohan asing non - muslim. ini dalil dan juga bukan tuduhan, terlebih fitnah. ironis bukan, negeri yang merdeka karna pekikan allahu akbar dan juga gelora jihad " merdeka ataupun mati " tetapi setelah itu yang berkuasa " teman " , sedangkan yang muslim dan juga pribumi malah termarjinalkan. aku percaya ini bukan negeri yang dahulu dicita - citakan oleh para pendiri bangsa ini.
aneh bukan, fpi, hti, dan juga pks ditakuti. sedangkan terhadap mereka yang telah nyata - nyata telah merampok dan juga sukses memiskinkan rakyat dan juga umat kebanyakan indonesia kok senantiasa dibiarkan memahami indonesia. lawan dong mereka! ! !
*) direktur pusat riset islam dan juga pancasila (psip) fisip universitas muhammadiyah jakarta dan juga wakil kepala komisi kerukuman antar umat beragama (kaub) mui pusat.
(sumber: http:// www. republika. co. id/berita/jurnalisme-warga/wacana/17/01/02/oj5rm2396-mereka-mulai-benturkan-muslim-mainstream-vs-muslim-nonmainstream)
secara politis, media sosial sudah sanggup " mempengaruhi " opsi politik publik. realitas ini, paling tidak tergambar dikala barack obama terpilih bagaikan presiden as kira - kira 8 tahun kemudian. dari as pengaruh politik kekokohan media sosial menjamah sebagian belahan dunia yang lain, paling utama di dunia arab. rezim - rezim otoriter serupa saddam husein (irak) , moamar qadafi (libya) , dan juga hosni mubarak (mesir) , terlebih lagi tercantum presiden yg diseleksi secara demokratis juga serupa di mesir (mursi) wajib jatuh karna kekokohan propaganda yang dicoba melalui media sosial.
pengaruh media sosial pula amat kokoh pada pilpres 2014 di indonesia. dengan kekokohan jaringan dan juga kekokohan pendanaan yang unlimited, regu dan juga pendukung j0k0wi (maaf, terencana aku tidak menyebut nama jk, untuk aku jk itu cuma aksesoris, walaupun tanpa jk aku tidak percaya j0k0wi dapat memenangkan pilpres yang diprediksi kokoh penuh dengan kecurangan) sanggup menggunakan pengaruh media sosial. bohong besar bahwa regu j0k0wi bekerja penuh keikhlasan (bahasa mereka sukarela).
malah kala timbul asumsi kalau regu dan juga pendukung j0k0wi bekerj sukarela buat kemenangan j0k0wi, itu tanda - tanda mereka sukses dan juga sanggup menggunakan kekokohan media sosial, walaupun buat mencapai kesuksesan tersebut mereka wajib mengalabui, tipu - tipu, dan juga melaksanakan propaganda dari mulai yang murahan hingga begitu sadis. fakta kalau tidak terdapat sukarelawan, regu (medsos) j0k0wi saat ini sudah " menikmati " hasil kerjanya, dari mulai jadi komisaris bumn hingga jadi staf pakar presiden.
karna keahlian regu j0k0wi dalam menggunakan kekokohan media sosial, hingga orang serupa j0k0wi juga dapat terpilih bagaikan presiden. begitu hingga dikala ini aku belum move on, gimana bisa jadi orang sekelas dan juga serupa j0k0wi dapat jadi presiden buat negeri sebesar indonesia. bagaikan masyarakat negeri indonesia asli, aku memiliki hak konstitusional buat bicara serupa ini. tidak terdapat kaitan tulisan aku ini dengan upaya makar. bodoh dan juga cuma orang yang anti - pancasila yang menyangka ujaran serupa ini dikira bagaikan ujaran kebencian ataupun wujud makar.
setahun lebih pascakemenangan j0k0wi pada pilpres 2014, regu media sosial j0k0wi masih bekerja dengan baik, masih berposisi di atas angin mengalahkan regu media sosial manapun, tercantum regu media sosial yang dalam konteks tulisan ini aku sebutnya bagaikan regu medsos muslim (tmm) yang aku menghitung bekerja tidak tersistem, asal, dan juga sporadis. regu medsos j0k0wi tentu dengan bermacam - macam nama media sosial masih cukup sanggup dan juga sukses melaksanakan propaganda - propaganda politiknya.
tetapi bersamaan ekspedisi waktu, di mana mulai nampak muka asli suatu kepemimpinan politik yang dibangun melalui rekayasa politik yang " tidak berkewajaran " (sebutan " tidak berkewajaran " ini buat menegaskan kalau rekayasa dalam politik benar perihal umum, tetapi kala dicoba secara tidak normal, semisal merekayasa petruk buat jadi raja dalam cerita pewayangan tentu hendak dinilai bagaikan tidak normal) , tercantum menggunakan media sosial, hingga mulailah timbul dan juga membanjiri di media sosial ujaran. terlebih lagi bisa jadi suatu yang ditatap bagaikan fitnah (suatu yang pada pilpres 2014 pula dicoba oleh regu j0k0wi) melanda habis j0k0wi.
perilaku penuh kasat mata atas keberpihakan rezim penguasa terhadap ah0k dalam permasalahan penistaan alquran pula diperuntukan bulan - bulanan oleh kelompok anti j0k0wi dan juga ah0k. tercantum, di dalamnya tmm buat melanda habis j0k0wi, ah0k, dan juga para jongos dan juga kompradornya. pada titik ini, regu media sosial j0k0wi (dan juga ah0k) mulai terbuat kewalahan, buat tidak berkata kalah dan juga babak belur.
dan juga aku memandang, kalau mayoritas mereka yang berposisi di balik dan juga jadi regu kerja media sosial regu j0k0wi (dan juga ah0k) merupakan mereka yg dalam pribadinya menderita penyakit ketakutan kronis, baik laten ataupun manifes terhadap islam (islamfobia). dan juga sudah biasa, tidak butuh kaget, sudah jadi tipikal golongan islamfobia, bahwa mereka sudah terdesak dan juga kalah, hingga hendak melaksanakan seluruh rupa dan juga trik walaupun buat perihal yang tidak terdapat kaitan sama sekali.
konteks pertumbuhan terakhir semisal, atas ketersudutan dan juga kekalahannya dalam pertarungan di media sosial, regu media sosial j0k0wi (dan juga ah0k) mulai menjadikan agama bagaikan tameng dan juga amunisi buat melanda balik kubu lawan, utamanya tmm. pertarungan di media sosial yang pada mulanya tidak terdapat kaitan secara langsung dengan permasalahan agama juga dibelokkan dan juga dikait - kaitkan ke arah perihal yang sensitif tersebut. seolah penyerangan dan juga propaganda terhadap ah0k semata terpaut perkara agama.
dimunculkanlah isu - isu sensitif terpaut permasalahan agama. mereka mulai menyudutkan kelompok islam sambil dibentuk anggapan kalau merekalah yang amat " islami ". aneh bukan? dimunculkanlah istilah - istilah yang begitu mudah buat menyudutkan kelompok penentang j0k0wi (dan juga ah0k) , serupa radikalis, ekstrimis, fundamentalis, intoleransi, anti - kebhinnekaan, terlebih lagi anti - pancasila. bahwa orang yang mengerti islam dan juga paham pula sejarah kedekatan islam dan juga negeri (politik) di indonesia, hingga tuduhan - tuduhan di atas menggambarkan kepicikan mereka, naif dan juga menggelikan. nampak " kebodohan " mereka.
menuduh muslim di indonesia bagaikan intoleran begitu trik pandang yang jauh dari sepadan. bahwa muslim di indonesia intoleran, hingga kalangan minoritas di indonesia nasibnya sudah serupa muslim di bosnia herzegovina yang dibantai habis oleh penjagal dari balkan bernama slobodan milosevic dan juga radovan " jabrik " karadzic dan juga dunia barat juga diam membisu. bahwa muslim di indonesia intoleran, nasib minoritas di indonesia sudah serupa muslim di rohingya myanmar, nasib minoritas di indonesia sudah serupa muslim patani di thailand selatan dan juga moro di filipina, yangg terkucilkan. nasib minoritas di indonesia hendak serupa muslim - muslim di negeri lain yang secara kuantitas minoritas, yang sering menemukan diteror dan juga nistaan.
gimana bisa jadi seseorang muslim yang baik kok tidak menghargai kemajemukan. dalam pemikiran islam, tegas, dan juga jelas kalau kemajemukan merupakan keniscayaan (baca lengkap qs. al - hujurat). mereka yang menuduh muslim intoleran dapat jadi buat menutupi penyakit intoleran yang sejatinya singgah dan juga bersemayam di hati mereka. merekalah sesungguhnya yang anti - pancasila.
sehabis kampanye mereka lewat bermacam - macam aktivitas, tercantum melalui media sosial tidak sukses pula menyudukan kelompok muslim bagaikan anti - bhinneka dan juga intoleran dan juga terlebih lagi kebalikannya tuduhan bagaikan intoleran malah berputar arah ke diri merk, secara keji mereka saat ini berupaya membenturkan kelompok muslim mainstream serupa muhammadiyah dan juga nu dengan kelompok muslim nonmainstream serupa fpi, hti, pks, dan juga kelompok islam yang lain yang terbiasa pada pribadinya disematkan pakaian radikal dan juga intoleran.
dikala ini tersebar postingan bagan (gambar) dan juga share tulisan yang bernada membenturkan kelompok mainstream vs non - mainstream di media sosial. modus yang dipakai tidak berubah jauh dengan modus lama yang dahulu dipakai oleh penjajah. kelainannya, dahulu dibenturkan antara kelompok modernis dengan kelompok tradisionalis.
pada sebagian perihal modus ini, pula masih dipakai. ingat permasalahan siyono dan juga teroris yang lain, muhammadiyah dan juga nu berupaya dibenturkan secara keras. dibentuk anggapan kalau muhmmadiyah pro teroris dan juga kontra pemberantasan teroris, sedangkan nu pro pemberantasan teroris. menyebut muhammadiyah bagaikan pro teroris, tidak hanya tidak berdasar pula amat susah dinalar.
dalam tulisan dan juga bagan tersebut, muhammadiyah dan juga nu disanjung begitu rupa, walaupun dalam sebagian perihal dapat dimaknai bagaikan wujud " merendahkan " muhammadiyah dan juga nu yang dinilai kandas meredam laju kelompok non - mainstream. kebalikannya fpi, hti, pks, dan juga kelompok non - mainstream yang lain dihina - dina begitu rupa. mereka dituduh mau mengganti indonesia jadi negeri islam ataupun negeri khilafah, suatu tuduhan yang sama sekali tidak berdasar.
benar fpi itu siapa sih? benar hti itu siapa? benar pks itu siapa? fpi dan juga pks ingin merubah indonesia jadi negeri islam? yang benar sajalah. hti ingin mengganti indonesia jadi negeri khilafah? semata - mata tanya, benar masih laku " berjualan " khilafah di indonesia dan juga dunia muslim yang lain? maaf ya, aku seorang diri sama sekali tidak tertarik dengan gagasan khilafah, gagasan yang amat uthopis buat konteks dunia islam kekinian.
yang nyata - nyata berdasar dan juga bukan lagi tuduhan ataupun fitnah merupakan kalau indonesia dikala ini sudah dikendalikan oleh kekokohan asing non - muslim. ini dalil dan juga bukan tuduhan, terlebih fitnah. ironis bukan, negeri yang merdeka karna pekikan allahu akbar dan juga gelora jihad " merdeka ataupun mati " tetapi setelah itu yang berkuasa " teman " , sedangkan yang muslim dan juga pribumi malah termarjinalkan. aku percaya ini bukan negeri yang dahulu dicita - citakan oleh para pendiri bangsa ini.
aneh bukan, fpi, hti, dan juga pks ditakuti. sedangkan terhadap mereka yang telah nyata - nyata telah merampok dan juga sukses memiskinkan rakyat dan juga umat kebanyakan indonesia kok senantiasa dibiarkan memahami indonesia. lawan dong mereka! ! !
*) direktur pusat riset islam dan juga pancasila (psip) fisip universitas muhammadiyah jakarta dan juga wakil kepala komisi kerukuman antar umat beragama (kaub) mui pusat.
(sumber: http:// www. republika. co. id/berita/jurnalisme-warga/wacana/17/01/02/oj5rm2396-mereka-mulai-benturkan-muslim-mainstream-vs-muslim-nonmainstream)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar