Kenapa nabi muhammad tidak wafat bagaikan penebus dosa untuk umat islam? apakah ia tidak dikira oleh pengikutnya bagaikan bagaikan rahmat buat alam semesta?
tentu aja, nabi muhammad saw merupakan rahmat untuk seluruh orang. tetapi dia tidak wafat buat menebus dosa siapa juga. sebab simpel merupakan kalau islam tidak mengakui konsep dosa asal. perihal ini mampu dipaparkan lewat perihal berikut:
kesatu, islam, tidak serupa kristen, tidak mengarahkan konsep “dosa asal”. dosa adam merupakan miliknya dan juga dosanya seorang diri. dan juga bagi al - qur’an (amati ayat al - qur’an tentang nabi adam dan juga hawa: (AL) baqarah: 30 - 39; (AL) a’raaf; 19; (AL) isra’: 61; (AL) kahfi: 50; ) , allah mengampuni baik adam dan juga hawa kala mereka berpaling kepada allah sehabis pertobatan, hingga mereka menemukan rahmat allah berulang. oleh karna itu tidak terdapat konsep adam mewariskan kepada keturunannya dosa asal, dan juga karna itu tidak butuh buat menetapkan penebus untuk dosa - dosa tersebut.
kedua, karna tidak terdapat dosa asal, tiap orang dilahirkan dalam kondisi fitrah, kondisi suci. dosa diperoleh setelah itu oleh aksi siuman dan juga terencana oleh kita seorang diri. nabi muhammad saw berkata,
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ
maksudnya: telah menggambarkan kepada adam telah menggambarkan kepada kami ibnu abu dza’bin dari az - zuhriyyi dari abu salamah bin abdur rahman dari abu hurairah mengatakan: nabi saw bersabda: tiap anak dilahiran dalam kondisi fitrah. setelah itu kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu jadi yahudi, nashrani ataupun majusi sebagaimana fauna ternak yang melahirkan fauna ternak dengan sempurna. apakah kamu memandang terdapat cacat padanya? (hr. bukhari
ketiga, islam mengarahkan kalau allah maha pengasih dan juga maha penyayang. ia tidak terikat oleh ketentuan dari pengorbanan darah buat mengampuni hamba - nya. berasumsi kalau allah mampu mengampuni dosa cuma dengan menerima pengorbanan darah dan juga oleh karna itu dengan melaporkan kalau isa ataupun muhammad wafat bagaikan penebus dosa - dosa kita tidak mampu diterima dalam islam. allah berfirman:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (٥٣) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لا تُنْصَرُونَ (٥٤
53. katakanlah, “wahai hamba - hamba - ku yang malampaui batasan terhadap diri mereka seorang diri! janganlah kalian berputus asa dari rahmat allah. sebetulnya allah mengampuni dosa - dosa seluruhnya. begitu, dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang.
54. dan juga kembalilah kalian kepada tuhanmu, dan juga berserah dirilah kepada - nya saat sebelum tiba azab kepadamu setelah itu kalian tidak mampu ditolong.
maxresdefault
keempat, islam mengarahkan kalau tiap pribadi orang bertanggung jawab atas keselamatan pribadinya seorang diri. bukan ibrahim, musa, isa ataupun muhammad yang mampu menyelamatkan manusia. manusia cuma sanggup menyelamatkan diri lewat kasih karunia allah. allah berfirman:
وَمَنْ يَكْسِبْ إِثْمًا فَإِنَّمَا يَكْسِبُهُ عَلَىٰ نَفْسِهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
barangsiapa yang mengerjakan dosa, hingga sebetulnya dia mengerjakannya buat (kemudharatan) pribadinya seorang diri. dan juga allah maha mengenali lagi maha bijaksana. (an nisa ayat 111)
مَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖوَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚوَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗوَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا
barangsiapa yang berbuat setimpal dengan anugerah (allah) , hingga sebetulnya ia berbuat itu buat (keselamatan) pribadinya seorang diri; dan juga barangsiapa yang sesat hingga sebetulnya ia tersesat untuk (kerugian) pribadinya seorang diri. dan juga seseorang yang berdosa tidak mampu memikul dosa teman , dan juga kami tidak hendak meng`azab saat sebelum kami mengutus seseorang rasul. (angkatan laut (AL) isra ayat 15)
kelima, seluruh orang, pria ataupun wanita, secara langsung mampu memohon pengampunan kepada allah tanpa perantara seseorang nabi, ulama ataupun orang soleh. allah swt berfirman dalam (AL) qur’an:
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“dan (pula) orang - orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji ataupun menganiaya diri seorang diri, mereka ingat hendak allah, kemudian meminta ampunan terhadap dosa - dosa mereka dan juga siapa lagi yang mampu mengampuni dosa - dosa tidak hanya dari pada allah? – dan juga mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, lagi mereka mengetahui” [qs. ali imran: 135].
jadi segala konsep terdapatnya seorang mati buat menebus dosa - dosa kita merupakan berlawanan dengan pemikiran islam ataupun uraian tentang watak manusia dan juga allah. islam mengajak kita seluruh buat mengerjakan perintah allah dan juga menerima rahmat dan juga keselamatan - nya lewat iman, perbuatan baik dan juga menempuh kehidupan dengan moral dan juga etika yang bertanggung jawab.
oleh sheikh ahmad kutty
dosen senior, islam institute of toronto, kanada
(sumber : http: //www. muslimdaily. net/informasi/mengapa - muhammad - tidak - meninggal - sebagai - penebus - dosa - umat - islam. html)
tentu aja, nabi muhammad saw merupakan rahmat untuk seluruh orang. tetapi dia tidak wafat buat menebus dosa siapa juga. sebab simpel merupakan kalau islam tidak mengakui konsep dosa asal. perihal ini mampu dipaparkan lewat perihal berikut:
kesatu, islam, tidak serupa kristen, tidak mengarahkan konsep “dosa asal”. dosa adam merupakan miliknya dan juga dosanya seorang diri. dan juga bagi al - qur’an (amati ayat al - qur’an tentang nabi adam dan juga hawa: (AL) baqarah: 30 - 39; (AL) a’raaf; 19; (AL) isra’: 61; (AL) kahfi: 50; ) , allah mengampuni baik adam dan juga hawa kala mereka berpaling kepada allah sehabis pertobatan, hingga mereka menemukan rahmat allah berulang. oleh karna itu tidak terdapat konsep adam mewariskan kepada keturunannya dosa asal, dan juga karna itu tidak butuh buat menetapkan penebus untuk dosa - dosa tersebut.
kedua, karna tidak terdapat dosa asal, tiap orang dilahirkan dalam kondisi fitrah, kondisi suci. dosa diperoleh setelah itu oleh aksi siuman dan juga terencana oleh kita seorang diri. nabi muhammad saw berkata,
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ
maksudnya: telah menggambarkan kepada adam telah menggambarkan kepada kami ibnu abu dza’bin dari az - zuhriyyi dari abu salamah bin abdur rahman dari abu hurairah mengatakan: nabi saw bersabda: tiap anak dilahiran dalam kondisi fitrah. setelah itu kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu jadi yahudi, nashrani ataupun majusi sebagaimana fauna ternak yang melahirkan fauna ternak dengan sempurna. apakah kamu memandang terdapat cacat padanya? (hr. bukhari
ketiga, islam mengarahkan kalau allah maha pengasih dan juga maha penyayang. ia tidak terikat oleh ketentuan dari pengorbanan darah buat mengampuni hamba - nya. berasumsi kalau allah mampu mengampuni dosa cuma dengan menerima pengorbanan darah dan juga oleh karna itu dengan melaporkan kalau isa ataupun muhammad wafat bagaikan penebus dosa - dosa kita tidak mampu diterima dalam islam. allah berfirman:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (٥٣) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لا تُنْصَرُونَ (٥٤
53. katakanlah, “wahai hamba - hamba - ku yang malampaui batasan terhadap diri mereka seorang diri! janganlah kalian berputus asa dari rahmat allah. sebetulnya allah mengampuni dosa - dosa seluruhnya. begitu, dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang.
54. dan juga kembalilah kalian kepada tuhanmu, dan juga berserah dirilah kepada - nya saat sebelum tiba azab kepadamu setelah itu kalian tidak mampu ditolong.
maxresdefault
keempat, islam mengarahkan kalau tiap pribadi orang bertanggung jawab atas keselamatan pribadinya seorang diri. bukan ibrahim, musa, isa ataupun muhammad yang mampu menyelamatkan manusia. manusia cuma sanggup menyelamatkan diri lewat kasih karunia allah. allah berfirman:
وَمَنْ يَكْسِبْ إِثْمًا فَإِنَّمَا يَكْسِبُهُ عَلَىٰ نَفْسِهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
barangsiapa yang mengerjakan dosa, hingga sebetulnya dia mengerjakannya buat (kemudharatan) pribadinya seorang diri. dan juga allah maha mengenali lagi maha bijaksana. (an nisa ayat 111)
مَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖوَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۚوَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗوَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا
barangsiapa yang berbuat setimpal dengan anugerah (allah) , hingga sebetulnya ia berbuat itu buat (keselamatan) pribadinya seorang diri; dan juga barangsiapa yang sesat hingga sebetulnya ia tersesat untuk (kerugian) pribadinya seorang diri. dan juga seseorang yang berdosa tidak mampu memikul dosa teman , dan juga kami tidak hendak meng`azab saat sebelum kami mengutus seseorang rasul. (angkatan laut (AL) isra ayat 15)
kelima, seluruh orang, pria ataupun wanita, secara langsung mampu memohon pengampunan kepada allah tanpa perantara seseorang nabi, ulama ataupun orang soleh. allah swt berfirman dalam (AL) qur’an:
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“dan (pula) orang - orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji ataupun menganiaya diri seorang diri, mereka ingat hendak allah, kemudian meminta ampunan terhadap dosa - dosa mereka dan juga siapa lagi yang mampu mengampuni dosa - dosa tidak hanya dari pada allah? – dan juga mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, lagi mereka mengetahui” [qs. ali imran: 135].
jadi segala konsep terdapatnya seorang mati buat menebus dosa - dosa kita merupakan berlawanan dengan pemikiran islam ataupun uraian tentang watak manusia dan juga allah. islam mengajak kita seluruh buat mengerjakan perintah allah dan juga menerima rahmat dan juga keselamatan - nya lewat iman, perbuatan baik dan juga menempuh kehidupan dengan moral dan juga etika yang bertanggung jawab.
oleh sheikh ahmad kutty
dosen senior, islam institute of toronto, kanada
(sumber : http: //www. muslimdaily. net/informasi/mengapa - muhammad - tidak - meninggal - sebagai - penebus - dosa - umat - islam. html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar