Inikah Demokrasi? 11 Situs Islam Diblokir, Tagar #StopBlokirMediaIslam Jadi Trending Topik

Masyarakat internet pada ahad, 1 januari 2016 meramaikan dunia maya dengan tagar #stopblokirmediaislam.

tagar ini diramaikan netizen menyusul pemblokiran 11 web dakwah dan juga media islam. di antara web yang diblokir oleh menkominfo merupakan nahimunkar. com, gensyiah. com, kiblat. net, islampos. com, suaranews. com, izzamedia. com, voa - islam. com, dakwahtangerang. com, bisyarah. com, muqawamah. com, dan juga abuzubair. net

semenjak jam 12. 00 waktu indonesia barat (WIB), tagar #stopblokirmediaislam telah menempati urutan kesatu trending topik indonesia.
“rumput saja dilindungi, terlebih nkri. media islam itu melindungi nkri. j[an]g[a]n asal blokir. cermat dahulu. #stopblokirmediaislam, ” ucap @bayprio, salah seseorang netizen. cuitannya ini telah di - retweet 743 kali dan juga disukai oleh 65 orang.

sedangkan, account @jituofficial menyapa menkominfo rudiantara terpaut pemblokiran. “hallo @rudiantara_id @kemkominfo tahun baru 2017, umat islam dihadiahi pemblokiran media. #stopblokirmediaislam, ” cuit @jituofficial. sampai jam 15. 00 waktu indonesia barat (WIB), sudah terdapat 11. 000 cuitan #stopblokirmediaislam.


dalam konteks pemblokiran tersebut, sekretaris universal pemuda muhammadiyah pedri kasman menghimbau kepada umat islam buat bangkit dan juga melaksanakan pembelaan.

“umat islam wajib siuman dan juga melaksanakan pembelaan. semisal lewat sosmed dan juga membagikan sokongan kepada media islam, ” tukasnya.

pemblokiran web media islam ini telah diawali semenjak 30 desember 2016 kemudian. kendati demikian belum seluruh penyedia jasa layanan internet (isp) melaksanakan pemblokiran. di antara isp yang sudah memblokir situs - situs tersebut merupakan telkom indiehome, xl, 3 (three) dan juga telkomsel.


tentang pemblokiran web yang " dikira radikal " , nyatanya cuma sebatas yang bernuansakan islam

berita islam 24h - tentang pemblokiran web yang " dikira radikal "

tidak susah mengidentifikasi suatu media itu, bagaikan media radikal ataupun bukan. persoalannya, radikal untuk siapa? bahwa radikal untuk pembaca, hingga hendak timbul ribuan tafsir. tiap pembaca mempunyai tafsir seorang diri tentang radikalisme. hingga, wajib terdapat uraian spesial, ataupun wajib terdapat definisi yang jelas terlebih dulu tentang radikalisme.

suatu portal, web, barangkali tidak butuh diblokir cuma gara - gara dilabeli bagaikan “situs radikal” bila ukurannya merupakan pembaca. lebih baik, mekanismenya aja yang diatur. kalau tiap media ataupun web wajib memproteksi diri dengann password dan juga ketentuan main.

bagaikan contoh, yang tidak mendaftar bagaikan member pembaca, tidak dapat membuka situsnya. nah, ketentuan jadi member seperti itu yang dapat diperketat. untuk yang non member, tidak dapat akses. perihal ini sudah dicoba oleh situs - situs mainstream terpaut trik buka berita yang bermuatan berusia ataupun memiliki faktor kekerasan.

soal terdapat member yang memalsu informasi supaya dapat masuk sebaga member, itu soal lain. langkah ini bagaikan pemecahan atas pertumbuhan media data yang terus menjadi modern.

memblokir web tertentu, terlebih dengan trik otoriter berdasar kabar pembaca tanpa klarifikasi ke pengelola, jelas suatu langkah mundur. dapat dibilang, ini langkah yang dilandasi oleh sistem pemalas.
penentuan ataupun labeling situs - situs radikal, condong tendensius. setimpal kepentingan yang keluarkan label. yang dilabel merupakan web yang tidak menguntungkan dan juga yang merugikan pembuat label. trik ini amat rawan disalahgunakan, terlebih bila dalihnya demi kepentingan nasional. web radikal, nyatanya cuma sebatas yang bernuansakan islam. setelah itu, tidak memikirkan dampak lain semisal akibat. web yang sempat diblokir, dikira 100 persen bermasalah.

sementara itu, banyak web, cuma bermasalah dgn satu 2 judul, ataupun cuma karna terdapat pendapat miring pembaca di kolom “komentar” atas berita itu, kemudian suatu web ditutup aksesnya. ini konyol. lebih parah lagi, suatu web yang lazimnya memberitakan permasalahan penyalahgunaan wewenang oknum aparat, ataupun yang biasa memberitakan pelanggaran ham oknum aparat, kemudian diblokir dengan sebab radikalisme.

silahkan warga membikin catatan situs - situs yang dikira radikal, tetapi bukan berarti, langkah itu dicoba cuma demi menyelamatkan kepentingan sesaat. jangan setelah itu, hasil dari penutupan web, nyatanya memyebabkan warga jadi buta data cover both side. warga butuh berita berimbang. bukan berita hasil sumbangan. bukan berita hasil dalil rekaan. berita itu sepatutnya ‘murni’ dalil. dan juga, media setelah itu menangkap dalil buat di informasikan kepada pembacanya.

bayangkan bila suatu kejadian merupakan dalil rekaan, kemudian dimakan mentah - mentah pembaca, jelas ini hendak menyesatkan. hingga, media ataupun web islam sepatutnya jadi pelopor penyampai kebenaran suatu dalil. bukan penyampai dalil aja. karna dalil nyatanya dapat terbuat.

dalam banyak list label web media radikal, senantiasa tidak kredibel. banyak web berguna untuk umat, kesimpulannya dilabel bagaikan web radikal, bisa jadi supaya sekarat. banyak web penebar kebaikan, distempel bagaikan web radikal, bisa jadi supaya terkesan jadi web penebar kebencian. yang lebih repot lagi, situs - situs yang digandrungi umat, seketika dikira radikal. bisa jadi supaya jadi tidak bermartabat. apakah ini masih hendak sinambung? bila iya, aku pesimis bangsa ini hendak jadi sehat.

oleh: mustofa nahrawardaya





(sumber: http:// www. beritaislam24h. net/2017/01/11-situs-islam-diblokir-tagar. html)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ads
Diberdayakan oleh Blogger.