Ulama - ulama mulai dibidik, dikriminalisasi.. . . , sejarah berulang kembali serupa dahulu buya hamka pula dikriminalisasi hingga dijebloskan ke penjara oleh rezim soekarno.
tetapi sejarah senantiasa menyuguhkan ending yang indah untuk mereka yang teguh di jalur allah.
sebagaimana janji allah (dan juga allah tidak sempat menyalahi janjinya). . .
وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
" dan juga kesudahan yang baik itu merupakan untuk orang - orang yang bertakwa. " (qs. al - qashash: 83).
ayat ini merupakan diantara ayat - ayat akhir tulisan al - qashah (kisah - kisah) yang menuturkan sejarah perjuangan para nabi.
ulama merupakan pewaris nabi, dan juga nabi mewarisi jalur dakwah amar maruf nahi munkar yang banyak rintangan. tetapi ujungnya merupakan kemenangan.
sepenggal sejarah.. . .
presiden kesatu, founding father - nya negeri inipun sempat melanda seseorang ulama besar.
dikira melawan pemerintah (yang bagi aku sesungguhnya pemerintah waktu itu tidak mau menemukan kritikan yang pintar) , meter. yamin dan juga soekarno bekerjasama menjatuhkan wibawa buya hamka lewat headline sebagian media cetak yang diurus oleh pramoedya ananta toer.
berbulan - bulan pramoedya melanda buya hamka secara bertubi - tubi lewat tulisan di koran (media yang amat tren dikala itu) , allahuakbar! sedikitpun buya hamka tidak gentar, fokus buya tidak teralihkan, dia sangat menyayangi allah dan juga kerabat muslimya, sampai - sampai gempuran yang berupaya buat menyudutkan pribadinya tidak dia hiraukan, buya hamka percaya bila kita membantu agama allah, hingga allah tentu membantu kita. tentu!
oh! buya hamka sangat kokoh dan juga tidak dapat dijatuhkan dengan gempuran pembunuhan kepribadian lewat media cetak yang diurus oleh pram, tidak sungkan - sungkan lagi, soekarno langsung menjebloskan ulama besar tersebut ke penjara tanpa melewati sidang.
serupa doa nabi yusuf as. kala dipenjara: yusuf mengatakan, “wahai tuhanku, penjara lebih saya gemari daripada penuhi ajakan mereka kepadaku. dan juga bila tidak engkau jauhkan dari padaku tipu energi mereka, tentu saya hendak condong buat (penuhi kemauan mereka) dan juga tentulah saya tercantum orang - orang yang bodoh. ” (qs. yusuf, 33)
yah! dikala itu penjara jauh lebih baik untuk buya hamka, jauh lebih baik daripada menyerahkan kepatuhannya terhadap allah kepada orang - orang yang cuma mengejar dunia.
2 tahun 4 bulan di dalam penjara tidak dia sia - siakan dengan bersedih, malah buya hamka bersyukur telah dipenjara oleh penguasa pada masa itu, karna di dalam penjara tersebut dia mempunyai lebih banyak waktu buat menuntaskan cita - citanya, merampungkan tafsir al - qur’an 30 juz, yang saat ini lebih kita tahu dengan nama kitab tafsir al - azhar.
kemudian gimana dengan ketiga tokoh tadi?
nyatanya allah masih sayang kepada pramoedya, meter. yamin dan juga soekarno. karna apa yang telah dicoba oleh ketiga tokoh bangsa tersebut terhadap buya hamka, tidak wajib dituntaskan di akhirat, allah telah mengizinkan kasus tersebut buat dituntaskan di dunia aja.
di umur senjanya, pramoedya kesimpulannya mengakui kesalahannya pada waktu kemudian dan juga dengan rendah hati bersedia “meminta maaf” kepada buya hamka, ya! pramoedya mengirim gadis sulungnya kepada buya hamka buat belajar agama dan juga men - syahadat - kan calon menantunya.
apakah buya hamka menolak? tidak! dengan luas dada buya hamka ingin mengarahkan ilmu agama kepada anak beserta calon menantu pramoedya, tanpa sedikitpun sempat mengungkit kesalahan yang sempat dicoba oleh - salahsatu penulis terhebat yang sempat dipunyai indonesia - tersebut terhadap pribadinya. allahuakbar! begitu pemaafnya buya hamka.
kala meter. yamin sakit keras dan juga terasa takkan lama lagi berposisi di dunia ini, dia memohon orang terdekatnya buat memanggilkan buya hamka. dikala buya hamka telah berposisi di sampingya, dengan kerendahan hati meter. yamin (meminta maaf dengan) memohon kepada buya hamka supaya sudi membawakan jenazahnya buat dikebumikan di kampung taman yang telah lama tidak didatangi talawi, dan juga di peluang napas terakhirnya meter. yamin memohon supaya buya seorang diri yang menuntunnya buat mengucapkan kalimat - kalimat tauhid.
apakah buya hamka menolak? tidak! buya hamka menuluskan seluruh permintaan tersebut, buya hamka yang “menjaga” jenazah - tokoh pemersatu bangsa - tersebut hingga tuntas dikebumikan dikampung tamannya seorang diri.
tetapi, lain perihal dengan soekarno, malah buya hamka amat merindukan proklamator bangsa indonesia tersebut, buya hamka mau berterima kasih telah diberi “hadiah penjara” oleh bung karno, yang dengan hadiah tersebut buya mempunyai lebih banyak waktu buat menuntaskan tafsir al - azharnya yang populer, dengan hadiah tersebut ekspedisi tes hidup buya jadi terus menjadi berliku tetapi indah, buya hamka mau berterima kasih buat itu seluruh.
kemudian kemana soekarno? kemana sahabat seperjuangannya dalam memerdekakan bangsa ini menghilang? dalam hati buya hamka amat rindu mau berjumpa lagi dengan - singa podium - tersebut. tidak terdapat marah, tidak terdapat dendam, cuma satu kata “rindu”.
hari itu 16 juni 1970, ajudan presiden soeharto, mayjen soeryo tiba kerumah buya hamka, bawa secarik kertas, kertas yang tidak biasa, kertas yang bertuliskan kalimat pendek tetapi bawa kebahagian yang besar ke dada si ulama besar, pesan tersebut dari soekarno, orang yang baru - baru amat dia rindukan, dengan seksama buya hamka membaca pesan tersebut:
“bila saya mati nanti, memohon kesediaan hamka buat jadi imam shalat jenazahku. ”
buya hamka bertanya kepada si ajudan “dimana? dimana dia saat ini? ” dengan pelan dijawab oleh pengantar pesan “bapak soekarno telah meninggal di rspad, jenazahnya lagi dibawa ke wisma yoso. ”
mata sayu buya hamka mulai bercermin, kerinduan itu, kerasa mau berjumpa itu, wajib berhadapan dengan badan kaku, tidak terdapat lagi pertemuan yang diharapkan, tidak terdapat lagi cengkrama tawa pada waktu tua yang dirindukan, cuma hamparan samudera maaf buat saudaranya, mantan pemimpinnya, pemberian maaf karna telah mempenjarakan dia dan untaian lembut doa dari hati yang ikhlas supaya bung karno selamat di akhirat, hadiah spesial dari jiwa yang amat lembut si ulama besar, buya hamka.
***
dizaman saat ini, mulai merasa sejarah itu berulang terulang, dimana para penguasa mulai berupaya menyudutkan para ulama, melanda para ulama lewat media - media pendukung mereka, menebar kebencian kepada para ulama lewat penulis - penulis pendukung mereka.
kemudian terdapat yang mengatakan, “ulama saat ini tidak sehebat buya hamka. ” tanya lagi hati kecil kita, apakah mereka yang tidak hebat, ataukah kita yang mau menolak pesan kebenaran itu seorang diri.
pertanyaannya:
* di pihak siapa kita? apakah di pihak para penguasa yang jelas lagi memuaskan nafsu duniawi mereka?
ataukah di pihak para ulama yang mengantarkan kebenaran karna allah, tuhannya, tuhan kita seluruh?
* akankah para penguasa yang memfitnah para ulama dikala ini, diberi peluang oleh allah buat memohon maaf saat sebelum ajal menjemput mereka? mudah - mudahan aja, mudah - mudahan kesalahan mereka tidak wajib dituntaskan yaumul hisab. aamiin ya robbal’alamin.
(sumber: http:// yesmuslim. blogspot. com/2017/01/belajarlah-dari-sejarah-dulu-buya-hamka. html )
tetapi sejarah senantiasa menyuguhkan ending yang indah untuk mereka yang teguh di jalur allah.
sebagaimana janji allah (dan juga allah tidak sempat menyalahi janjinya). . .
وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
" dan juga kesudahan yang baik itu merupakan untuk orang - orang yang bertakwa. " (qs. al - qashash: 83).
ayat ini merupakan diantara ayat - ayat akhir tulisan al - qashah (kisah - kisah) yang menuturkan sejarah perjuangan para nabi.
ulama merupakan pewaris nabi, dan juga nabi mewarisi jalur dakwah amar maruf nahi munkar yang banyak rintangan. tetapi ujungnya merupakan kemenangan.
sepenggal sejarah.. . .
presiden kesatu, founding father - nya negeri inipun sempat melanda seseorang ulama besar.
dikira melawan pemerintah (yang bagi aku sesungguhnya pemerintah waktu itu tidak mau menemukan kritikan yang pintar) , meter. yamin dan juga soekarno bekerjasama menjatuhkan wibawa buya hamka lewat headline sebagian media cetak yang diurus oleh pramoedya ananta toer.
berbulan - bulan pramoedya melanda buya hamka secara bertubi - tubi lewat tulisan di koran (media yang amat tren dikala itu) , allahuakbar! sedikitpun buya hamka tidak gentar, fokus buya tidak teralihkan, dia sangat menyayangi allah dan juga kerabat muslimya, sampai - sampai gempuran yang berupaya buat menyudutkan pribadinya tidak dia hiraukan, buya hamka percaya bila kita membantu agama allah, hingga allah tentu membantu kita. tentu!
oh! buya hamka sangat kokoh dan juga tidak dapat dijatuhkan dengan gempuran pembunuhan kepribadian lewat media cetak yang diurus oleh pram, tidak sungkan - sungkan lagi, soekarno langsung menjebloskan ulama besar tersebut ke penjara tanpa melewati sidang.
serupa doa nabi yusuf as. kala dipenjara: yusuf mengatakan, “wahai tuhanku, penjara lebih saya gemari daripada penuhi ajakan mereka kepadaku. dan juga bila tidak engkau jauhkan dari padaku tipu energi mereka, tentu saya hendak condong buat (penuhi kemauan mereka) dan juga tentulah saya tercantum orang - orang yang bodoh. ” (qs. yusuf, 33)
yah! dikala itu penjara jauh lebih baik untuk buya hamka, jauh lebih baik daripada menyerahkan kepatuhannya terhadap allah kepada orang - orang yang cuma mengejar dunia.
2 tahun 4 bulan di dalam penjara tidak dia sia - siakan dengan bersedih, malah buya hamka bersyukur telah dipenjara oleh penguasa pada masa itu, karna di dalam penjara tersebut dia mempunyai lebih banyak waktu buat menuntaskan cita - citanya, merampungkan tafsir al - qur’an 30 juz, yang saat ini lebih kita tahu dengan nama kitab tafsir al - azhar.
kemudian gimana dengan ketiga tokoh tadi?
nyatanya allah masih sayang kepada pramoedya, meter. yamin dan juga soekarno. karna apa yang telah dicoba oleh ketiga tokoh bangsa tersebut terhadap buya hamka, tidak wajib dituntaskan di akhirat, allah telah mengizinkan kasus tersebut buat dituntaskan di dunia aja.
di umur senjanya, pramoedya kesimpulannya mengakui kesalahannya pada waktu kemudian dan juga dengan rendah hati bersedia “meminta maaf” kepada buya hamka, ya! pramoedya mengirim gadis sulungnya kepada buya hamka buat belajar agama dan juga men - syahadat - kan calon menantunya.
apakah buya hamka menolak? tidak! dengan luas dada buya hamka ingin mengarahkan ilmu agama kepada anak beserta calon menantu pramoedya, tanpa sedikitpun sempat mengungkit kesalahan yang sempat dicoba oleh - salahsatu penulis terhebat yang sempat dipunyai indonesia - tersebut terhadap pribadinya. allahuakbar! begitu pemaafnya buya hamka.
kala meter. yamin sakit keras dan juga terasa takkan lama lagi berposisi di dunia ini, dia memohon orang terdekatnya buat memanggilkan buya hamka. dikala buya hamka telah berposisi di sampingya, dengan kerendahan hati meter. yamin (meminta maaf dengan) memohon kepada buya hamka supaya sudi membawakan jenazahnya buat dikebumikan di kampung taman yang telah lama tidak didatangi talawi, dan juga di peluang napas terakhirnya meter. yamin memohon supaya buya seorang diri yang menuntunnya buat mengucapkan kalimat - kalimat tauhid.
apakah buya hamka menolak? tidak! buya hamka menuluskan seluruh permintaan tersebut, buya hamka yang “menjaga” jenazah - tokoh pemersatu bangsa - tersebut hingga tuntas dikebumikan dikampung tamannya seorang diri.
tetapi, lain perihal dengan soekarno, malah buya hamka amat merindukan proklamator bangsa indonesia tersebut, buya hamka mau berterima kasih telah diberi “hadiah penjara” oleh bung karno, yang dengan hadiah tersebut buya mempunyai lebih banyak waktu buat menuntaskan tafsir al - azharnya yang populer, dengan hadiah tersebut ekspedisi tes hidup buya jadi terus menjadi berliku tetapi indah, buya hamka mau berterima kasih buat itu seluruh.
kemudian kemana soekarno? kemana sahabat seperjuangannya dalam memerdekakan bangsa ini menghilang? dalam hati buya hamka amat rindu mau berjumpa lagi dengan - singa podium - tersebut. tidak terdapat marah, tidak terdapat dendam, cuma satu kata “rindu”.
hari itu 16 juni 1970, ajudan presiden soeharto, mayjen soeryo tiba kerumah buya hamka, bawa secarik kertas, kertas yang tidak biasa, kertas yang bertuliskan kalimat pendek tetapi bawa kebahagian yang besar ke dada si ulama besar, pesan tersebut dari soekarno, orang yang baru - baru amat dia rindukan, dengan seksama buya hamka membaca pesan tersebut:
“bila saya mati nanti, memohon kesediaan hamka buat jadi imam shalat jenazahku. ”
buya hamka bertanya kepada si ajudan “dimana? dimana dia saat ini? ” dengan pelan dijawab oleh pengantar pesan “bapak soekarno telah meninggal di rspad, jenazahnya lagi dibawa ke wisma yoso. ”
mata sayu buya hamka mulai bercermin, kerinduan itu, kerasa mau berjumpa itu, wajib berhadapan dengan badan kaku, tidak terdapat lagi pertemuan yang diharapkan, tidak terdapat lagi cengkrama tawa pada waktu tua yang dirindukan, cuma hamparan samudera maaf buat saudaranya, mantan pemimpinnya, pemberian maaf karna telah mempenjarakan dia dan untaian lembut doa dari hati yang ikhlas supaya bung karno selamat di akhirat, hadiah spesial dari jiwa yang amat lembut si ulama besar, buya hamka.
***
dizaman saat ini, mulai merasa sejarah itu berulang terulang, dimana para penguasa mulai berupaya menyudutkan para ulama, melanda para ulama lewat media - media pendukung mereka, menebar kebencian kepada para ulama lewat penulis - penulis pendukung mereka.
kemudian terdapat yang mengatakan, “ulama saat ini tidak sehebat buya hamka. ” tanya lagi hati kecil kita, apakah mereka yang tidak hebat, ataukah kita yang mau menolak pesan kebenaran itu seorang diri.
pertanyaannya:
* di pihak siapa kita? apakah di pihak para penguasa yang jelas lagi memuaskan nafsu duniawi mereka?
ataukah di pihak para ulama yang mengantarkan kebenaran karna allah, tuhannya, tuhan kita seluruh?
* akankah para penguasa yang memfitnah para ulama dikala ini, diberi peluang oleh allah buat memohon maaf saat sebelum ajal menjemput mereka? mudah - mudahan aja, mudah - mudahan kesalahan mereka tidak wajib dituntaskan yaumul hisab. aamiin ya robbal’alamin.
(sumber: http:// yesmuslim. blogspot. com/2017/01/belajarlah-dari-sejarah-dulu-buya-hamka. html )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar